Pemeriksaan rutin: X Foto toraks , proyeksi PA dan lateral. Dapat dilengkapi obliq kanan-kiri, dengan esofagus diisi barium.
Penilaian jantung:
  1. Konvigurasi.
  2. Letak/situs.
  3. Ukuran.
1. Konvigurasi jantung:
  • Batas kanan: parasternal.
  • Batas kiri: pertengahan klavikula (mid clavicula).
  • Batas atas (batas dari arkus aorta): 1 -2 cm di bawah manubrium sterni.
  • Batas bawah: sukar ditentukan, karena terdapat diafragma
2. Letak/situs jantung :
  • N: jantung di hemitoraks kiri dan fundus jantung di abdomen sisi kiri (situs solitus).
  • Dekstrokardia: fundus di kanan,apeks di kanan.
  • Dekstroversi: fundus di kiri apeks di kanan.
  • Levoversi: fundus di kanan dan apeks di kiri.
  • Mesoversi: jantung di tengah-tengah.
3. Ukuran jantung-Cardio Thorak Ratio (CTR):
Memiliki syarat yaitu :
  • Posisi PA.
  • Inspirasi cukup. Dilihat dari ketinggian diafragma (setinggi costa 9 & 10 posterior yang berbentuk huruf “A” dan tepi medial jelas dan setinggi costa 5 & 6)
  • Bentuk dada normal.
  • Tidak ada scoliosis.
  • Focus Film Distant: 1,8 – 2 m.




 Istilah Bagian Tubuh Dalam Posisi Normal

• Anterior dan ventral : Bagian depan tubuh
• Caudal, Caudad, dan inferior : bagian yang jauh dari kepala
• Central : bagian pusat tubuh
• Centralateral : bagian yang berlawanan dengan bagian tubuh lainnya.
• Cranial, cephalis dan superior : bagian yang mengarah ke kepala
• Deep : bagian yang jauh dari permukaan tubuh
• Distal : bagian yang jauh dari pusat tubuh
• External : bagian luar tubuh
• Internal : bagian dalam tubuh
• Ipsilateral : bagian tubuh yang sama dengan bagian tubuh lainnya.
• Lateral : sisi samping tubuh.
• Medial dan mesial : bagian tengah tubuh
• Peripheral : bagian yang dekat dengan permukaan tepi atau di luar bagian tubuh
• Plantar : telapak kaki
• Palmar : telapak tangan
• Posterior dan dorsal : punggung bagian tubuh
• Proximal : bagian yang dekat dengan pusat tubuh (awal)
• Superficial : daerah atau bagian yang dekat dengan permukaan kulit (permukaan)
 Istilah Bagian Tubuh Dilihat Dari Garis Yang Memotong Tubuh

• Median Sagital Plane yaitu bidang longitudinal yang dibuat dengan memotong dari depan ke belakang yang membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan.
• Median Coronal Plane yaitu bidang longitudinal yang dibuat dengan memotong menurut panjang dari tepi ke tepi melalui kepala dan badan, dimana garis ini membagi tubuh menjadi depan dan belakang
• Horizontal Plane yaitu garis yang memotong atau membagi tubuh secara horisontal dimana akan membentuk tubuh bagian atas dan bawah.
• Oblique Plane yaitu garis yang memotong tubuh di antara sagital dan coronal yang membentuk sudut atau kemiringan.

2 PENGERTIAN PEMPOSISIAN

Pemposisian pada saat melakukan pemeriksaan radiografi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : posisi pasien dan posisi objek.
 Istilah Pemposisian pada pasien

Posisi pasien adalah posisi pasien secara keseluruhan pada saat di lakukan pemeriksaan dengan menggunakan sinar-x atau pada saat dilakukan pemotretan (pengambilan gambar). Adapun posisi pasien saat melakukan pemotretan atau pengambilan gambar dalam pemeriksaan radiografi antara lain :
• Up Right : posisi pasien berdiri atau searah dengan garis vertical.
Gambar 3. Posisi Normal Tubuh
• Recumbent : posisi pasien tidur dengan beberapa posisi
– Prone : posisi pasien tidur telungkup
Gambar 4. Recumbent dalam Posisi Prone
– Supine : posisi pasien tidur tengadah
Gambar 5. Recumbent dalam Posisi Supine
– Lateral : posisi pasien tidur miring tegak lurus dengan kaset
Gambar 6. Recumbent dalam Posisi Lateral
• Tendelenburg : posisi pasien tidur dimana kaki lebih tinggi dari kepala.
Gambar 7. Posisi pasien Tendelenburg
• Powler : posisi pasien tidur dimana posisi kaki lebih rendah dari kepala.
Gambar 8. posisi powler
• Litotomy : posisi pasien tidur tengadah seperti orang melahirkan.
Gambar 9. posisi litotomy
2.2.2 Istilah Pemposisian pada Objek Pemeriksaan
Posisi objek adalah posisi pasien pada sebagian tubuh pada saat di lakukan pemeriksaan dengan menggunakan sinar-x atau pada saat dilakukan pemotretan (pengambilan gambar). Adapun posisi objek saat melakukan pemotretan atau pengambilan gambar dalam pemeriksaan radiografi antara lain :
v Fleksio : gerakan melipat sendi.
v Ekstensio : gerakan membuka sendi.
v Endorotasi : gerakan memutar ke dalam.
v Eksorotasi : gerakan memutar ke luar.
v Adduksi : gerakan merapat ke tubuh.
v Abduksi : gerakan menjauh dari tubuh.
v Eversion : gerakan memutar ke luar atau lateral
v Inversion : gerakan memutar ke dalam atau medial
v Inspirasi : gerakan menarik nafas.
v Ekspirasi : gerakan mengeluarkan nafas.
2.3 PENGERTIAN PROYEKSI
Proyeksi mengacu pada arah pusat sinar central ray (CR) saat keluar dari tabung sinar – x dan menembus objek hingga sampai image reseptor (film).
2.3.1 Macam-Macam Proyeksi
• Anteroposterio : posisi pasien bisa berdiri (erect position) atau tidur (supine position) dimana bagian belakang dari tubuh menempel pada bidang kaset dan bagian depan menghadap datangnya arah sinar, arah sinar (central ray) tegak lurus terhadap bidang kaset.
Gmb. 16 Proyeksi Anteroposterior (AP)
• Posterioanterior : posisi pasien bisa berdiri (erect position) atau tidur (supine position) dimana bagian depan dari tubuh menempel pada bidang kaset dan bagian belakang dari tubuh menghadap datangnya arah sinar, arah sinar (central ray) tegak lurus terhadap bidang kaset.
Gmb. 17 Proyeksi Posterioanterior (PA)
• Lateral : posisi pasien bisa berdiri (erect position) atau tidur (supine position) dimana bagian lateral kiri dari tubuh menempel pada bidang kaset dan bagian lateral kanan dari tubuh menghadap datangnya arah sinar, begitu sebaliknya kalau bagian lateral kanan dari tubuh menempel pada bidang kaset maka bagian lateral kiri dari tubuh menghadap datangnya arah sinar, arah sinar (central ray) tegak lurus terhadap bidang kaset.
Gmb. 18 Proyeksi Lateral
• Tangential : suatu posisi untuk mengambil gambaran pada permukaan tubuh dimana central ray pada permukaan obyek yang akan di periksa.
Gmb.19 Proyeksi Tangential
• Axial : pengambilan gambar dengan arah sinar atau central ray membentuk sudut.
Gmb. 20 Proyeksi Axial
• Oblique :
1. RAO (Right Anterior Oblique) : arah sinar tegak lurus terhadap bidang kaset dimana bagian anterior kanan menempel atau dekat dengan kaset.
Gmb. 21 Proyeksi Right Anterior Oblique (RAO)
2. LAO (Left Anterior Oblique) : arah sinar tegak lurus terhadap bidang kaset dimana bagian anterior kiri menempel atau dekat dengan kaset.
Gmb. 22 Proyeksi Left Anterior Oblique (LAO)
3. RPO (Right Posterior Oblique) : arah sinar tegak lurus terhadap bidang kaset dimana bagian posterior kanan menempel atau dekat dengan kaset
Gmb. 23. Proyeksi Right Posterior Oblique (RPO)
4. LPO (Left Posterior Oblique) : arah sinar tegak lurus terhadap bidang kaset dimana bagian posterior kiri menempel atau dekat dengan kaset.
Gmb. 24 Proyeksi Left Posterior Oblique (LPO)
• Decubitus
1. Dorsal Decubitus : pasien berbaring terlentang atau supine pada meja radiografi dengan arah sinar atau central ray horizontal terhadap lantai.
Gmb.25 Dorsal Decubitus
2. Ventral Decubitus : pasien berbaring telungkup atau prone pada meja radiografi dengan arah sinar atau central ray horizontal terhadap lantai.
Gmb.26 Ventral Decubitus
3. Lateral Decubitus : lateral decubitus ada dua yaitu lateral Decubitus Kiri (LLD) dimana pasien berbaring pada sisi kiri dengan sisi kanan di atas, dan Lateral Decubitus Kanan (RLD) pasien berbaring pada sisi kanan dan bagian kiri di atas. Untuk central ray atau arah sinar horizontal terhadap lantai menembus pasien dari arah anterior ke posterior.
SUMBER
https://darmayusa.wordpress.com/2011/03/11/posisi-dan-proyeksi/




BAB 9
PESAWAT SINAR X PORTABEL DAN MOBILE


Banyak orang yang memerlukan pemeriksaan radiologi tetapi terdapat hambatan pada pasien itu sendiri misaknya pasien gawat darurat , pasien sulit dipindahkan dari ruang perawatan, atau pasien sedang dalam perawatan yang menggunakan peralatan yang tidak memungkinkan adanya pergerakan pada pasien, atau bisa juga pada saat pasien sedang dalam ruangan operasi. Nah, ketika hal ini terjadi kita tidak mungkin memaksakan pasien dapat menjangkau ruang radiologi dengan mengikut sertakan peralatan perawatan yang mereka gunakan maka dari itulah di fasilitasi dengan pesawat sinar x portabel dan mobile .
            Pesawat sinar x portable dan mobile memiliki fungsi yang sama tapi memiliki sifat yang berbeda. Portable maksudnya adalah pesawat sinar X yang digunakan pada ruang radiologi saja, sehingga pesawat ini jika ingin di pindahkan harus emnggunakan tenaga banyak serta pada waktu tertentu pula. Pesaawat ini hanya memungkinkan di gunakan di dalam lingku rumah sakit dan ruang radiologi. Serta akan cukup merepotkan jika akan memindahkan pesawat sinar X portabel untuk ke tempat pasien yang berjarak jauh dari rumah sakit. Pesawat portabel memang mudah digunakan dan daoat dengan melakukan pencitraan radiograf serta dengan kemudahan menggerakkan meja pemeriksaan dengan ringan. Pertanyaan adalah bagaimana kita akan terus bergantung pada pesawat sinar X portabel. Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat yang butuh perakitan bahkan jika perakitan di lakukan anda akan membutuhkan tenaga ahli merakit pesawat sinar X serta transportasi pendukung yang memadai.
            Nah istilah mobile (ponsel) juga memiliki arti dan makan tersendiri. Pessawat mobile sinar X adalah adalah pesawat sinar X yang dirancang untuk dapat digunakan dengan fleksibel maksudnya adalah pesawat ini dpat digerakkan bahkan di pindahkan dengan mudah. Karena pada pesawat mobile ini sudah dilengkapi dengan roda dan fasilitas pegangan pendorong yang dapat membantu dalam menggunakannya dan memindahkannya atau biasanya terdapat permasalahan listrik pada ruang pemeriksaan radiologi atau masalah mekanik sehingga pesawat dapat dengan mudah dipindahkan dari satu ruangan ke ruangan lain dalam satu rumah sakit. Pesawat sinar X yang bergerak dan lebih besar dalam hal ini portabel tidak dapat di pisah-pisah menjadi komponen-komponen yang berbeda dan tidak dapat di dipinjamkan untuk kebutuhan di luar rumah sakit. Jadi, seseorang yang tidak memahami tentang pesawat sinar X akan berbeda dengan mereka yang memahami dan mempelajari pesawat sinar-X. Untuk mengetahui ilmunya lebih lanjut maka akan kita bahas dalam bab ini.

PERSYARATAN POKOK


             Persyaratan inti yang harus anda ketahui sebelum jauh melangkah mengenai pesawat sinar X adalah berapa banyak listrik yang di perlukan untuk mengoperasikan pesawat sinar X ?. Hal ini adalah perencanaan awal dalm bab kita, ketika kita mengingat bahwa arus berasal dari berapa banyak pasokan tegangan listrik yang akan di gunakan serta variasi tegangan yang dibutuhkan untuk tingkat peswat sinar X, kemudian berapa banyak daya yang akan di habiskan untuk keperluan pesawat.
            Tegangan merupakan tekanan listrik yang digunakan ketika peralatan yang menggunakan listrik sedang beroperasi. Arus listrik yang tinggi diumpamakan seperti air yang mengalir dari sebuah keran yang terbuka penuh dengan kecepatan tinggi, sedangkan arus rendah diumpakan seperti arus keran yang di buka tidak sepenuhnya.
             Dalam penggunaan pesawat sinar X arus listrik yang digunakan akan berpengaruh pada hasil gambar yang dihasilkan pesawat. Pesawat sinar X menggunakan satua kilovoltase tegangan tinggi dan milli ampere arus besarmeskipun digunakan dalam waktu yang sangat singkat. Setiap pesawat sinar X  yang tidak mendapatkan arus tegangan listrik yang tinggi secara otomatis hasil gambar radiografi yang akan di hasilkan tidak sempurna atau kualitasnya berkurang. Pesawat sinar X portabel yang kecil yang dapat di pindahkan dari rumah sakit untuk di gunakan di rumah pasien harus mampu di operasikan pada arus tegangan listrik yang rendah sehingga hasil gambar sinar X yang di hasilkan tidak sesuai dengan yang di harapkan.
Sedangkan pesawat sinar X yang besar yang digunakan di rumah sakit memungkinkan akan terhubung dengan catu daya atau power supply tersendiri yang akan mengubah arus menjadi arus yang lebih besar , catu daya ini merupaka bagian dari instalasi kabel yang di khususkan dalam arus yang biasa bisa digunakan oleh pesawat sinar X terutama di departemen radiologi, dimana pasokan listrik membutuhkan arus listrik yang lebih tinggi sehinggahasil dari gambar radiograf yang di hasilkan lebih baik dan berkualitas seperti yang akan terlihat berikut ini, di mana rincian kebutuhan radiografi untuk memaksilkan hasil (halaman 354, 361, 363 pada bab ini).
            Di United Kingdom, untuk keperluan rumah tangga tidak sama satu sama lain, dengan menggunakan pengaturan yang bervariasi dalam pasokan lokal. Arus maksimal yang diizinkan biasanya sekitar 5,13 atau 15 ampere dan di rumah sakit 30 ampere dan untuk keperluan lainnya 50 serta 60 ampere stopkontak dinding yang akan di berikan pada peraturan khusus yang di buat untuk penggunaan pesawat mobile sinar X tegangan tinggi. Colokan listrik yang terhubung pada steker dinding yang akan memberikan pasokan listrik yang berbeda dari yang lain karena batas maksimal pada pasokan arus di rancang menjadi lebih besar, steker harus lebih besar dari kabel dan untuk menyambungkan harus lebih tebal. Mahasiswa, mungkin ingin membandingkan steker kecil dan tipis kabel 2 ampere yang digunakan untuk pengoperasian lampu tidur- dengan – besar plug dan kabel yang lebih berat yang di gunakan untuk pengoperasian pesawat sinar X yang besar yang dipasang di rumah sakit. 13 ampere steker yang di pasang biasanya memiliki pin yang berada pada penampang persegi panjang ( ‘SQUARE’/’PERSEGI’ yang berada di steker ) dan akan di sambung ke slot persegi yang berada di stopkontak, colokan untuk 5 ampere dan 15 ampere ( model lama di United Kingdom ) terdapat silinder atau bulat pin ( terdapat colokan bundar yang di sematkan ) yang akan di sambungkan ke dalam lubang bulat pada stopkontak.
            Yang terpenting saat ini adalah menilai stopkontak ketika kita di tugaskan untuk mencoba dan memilih berbagai macam stop kontak serta steker dengan menilai dan milih yang berkualitas maksimal . sehingga bila terdapat alat listrik yang di gunakan di dinding 5 ampere dan menggunakan arus yang tidak melebihi dari 5 ampere.  Sehingga apapun yang digunakan denga 5 ampere dan nilai eksaknya akan tergantung pada alat yang digunakan dan daya yang dibutuhkan, baik itu untuk penerangan lampu atau untuk memuat paparan sinar x. Di mana 5 ampere dan  15 ampere , stop kontak telah di sediakan di rumah, 5 ampere sudah nyaman digunakan untuk memasak, lampu serta stop kontak 15 ampere di gunakan untuk aparatur yang mengambil lebih banyak pasokan tenaga. Bagaimana bisa pesawat sinar X portable yang kecil dapat digunakan  di mana tegangan yang akan di gunakan lebvih dari 5 ampere, maka karena ini lah alasan mengapa pesawat ini di rancang dan di produksi khusus untuk menghasilkan gambar radiograf.
           
Setiap pengoperasian pada pesawat sinar X selalu membutuhkan hasil yang baik sehingga membutuhkan arus yang lebih besar dari pada yang arus yang disediakan pada stop kontak ( jadi harus mendapatkan arus yang lebih banyak dan makmsimal dari tempat lain) mungkin harus dilakukan menambah sekering terutama menggunakan kawat tembaga biasa ( di dalam kehidupan sehari-hari cara yang dapat digunakan adalah dengan mengambil arus maksimal di atas , di mana proses ekspos yang dilakukan dalam waktu singkat ). Sekering dib ahas lebih rinci pada bab 5 , jadi dapat kita simpulkan bahwa sekering adalah perangkat keselamatan listrik yang berfungsi untuk melindungi sirkuit dari kelebihan penggunaan ketika kemampuan sirkuit tidak mampu menanggung beban arus  sangat  besar yang sedang mengalir di dalamnya sehingga sirkuit akan menjadi panas dan pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan. Bentuk awal dari sekering adalah pada awalnya adanya pendinginan atau refleksi serta istirahat, dan ketika di panaskan oleh arus yang berlebihan kawat akan rusak dan menyebabkan tidak berfungsinya sirkuit untuk terhubung ke tempat lain dan hal ini akan terjadi setiap aliran yang digunakan lebih dari kemampuan yang di milikinya untuk mengalirkan tegangan.
            Pesawat sinar X harus di gunakan dalam batas-batas catu daya yang tersedia dan batas-batas ini adalah satu hal yang penting untuk di perhatikan. Sambungan kabel ke colokan dinding, merupakan peralatan listri portable yang akan di hubungkan dengan kabel panjang busi yang memang cocok untuk di sambungkan ke colokan dinding serta sesuai dengan besar tegangan pasokan listrik yang akan kita gunakan. Sambungan ketiga kabel pilin dan plug telah di jelaskan di pembahasan sebelumnya , yaitu dilakukan dengan cara membuka ujun kabel yang memiliki tiga konduktor didalamnya. Gambar 9.1 merupakan sketsa  dari sebuah ujung kabel. Kemudian dari situ kita menggunakan isolasi yang terbuat dari kable atau plastik yang akan digunakan untuk memishkan ketiga konduktor. Dari tiap konduktor terdiri dari beberapa helai kawat tembaga yang di kelilingi oleh isolasi plastik atau karet sebagai pembungkusnya. Isolasi yang di gunakan isolasi yang masing berbeda warna seperti yang akan di jelaskan di bawah ini:

1.      Kabel berwarna biru
2.      Kabel berwarna cokelat
3.      Kabel berarna kuning


            Soket dinding digunakan untuk mengkoneksikan pada salah satu jalur tegangan pasokan listrik dalam sistemdistribusi ( lihat bab 1) dari ketiga konduktor, satu di khususkan untuk mengkoneksiakn ke jalur yang langsung , atu di khususkan untuk keamanan listrik apabila isolasi kabelnya rusak. Kabel modern saat ini memiliki warna yang sudah disesuaikan dengan ketentuan internasional. Sistem barunya adalah COKELAT ( sebuatan untuk warna hangat) digunakan untuk jalur langsung, BIRU ( warna dingin ) untuk jalur langsung dan pegas dalam hal ini keselamatan kabel, dan kabel kuning dan hijau digunakan untuk koneksi bumi. Ketika kabel terpasang dengan colokannya, ketika akan memasangnya kita harus memastikan terlebih dahulu bahwa sambungan tersebut benar. Pongkedean warna dalam satu paket membantu untuk menyambungkan konduktor langsung pada garis merah, sehingga salah satu warna di peruntukkan untuk kable kearah arus netral dengan kabel warna hitam dan satu koneksi bumi dengan kable warna hijau.
            Pada gambar 9.2 akan memperlihatkan 3 macam sketsa pin colokan. Untuk kable yang berwarna biru pada konduktor berada di sebelah kiri dan konduktor hidup  berada di sebelah kanan sehingga colokan tersebut dapat di bedakan dengan melihart cabang masin-masing yang akan di satukan atau di gabung dengan salah satu dari dua pin colokan yang lebih pendek dari steker

Isolasi di buka dari ujung konduktor sehingga yang muncul adalah kabel telanjangyang berada di bawah sekrup yangb masing-masing berada di belakang colokan pin yang ditandai dengan huruf N dan L pada colokan sebagai penanda perbedaan kabelnya.

ALAT UTAMA PADA PESAWAT SINAR X PORTABEL


            Kelengkapan pesawat sinar X portable ada 5 yaitu :
1.      Tabung sinar X ( X-ray Tube)
2.      Lengan tabung (tube stand)
3.      Bagian pengontrol pesawat ( control unit )
4.      Alat-alat penghasil dan inti dari pembuatan gambar radiograf (output and main requirements)




`Proyeksi Postero Anterior (PA) atau Dorsopalmar
Kaset : Kaset yang digunakan adalah kaset ukuran 18×24 cm untuk manus dangan besar rata-rata. Atau gunakan kaset ukuran 24×30 cm melintang untuk dua gambaran.
Posisi Pasien :
  • Untuk posisi pasien dalam pameriksaan radiologi. Pasien duduk menyamping pada tepi meja pemeriksaan.
  • Atur ketinggian pasien sehingga lengan pasien nyaman di atas meja pemeriksaan.
Posisi obyek :
  • Istirahatkan lengan antebrachi pada meja pemeriksaan dan tempatkan manus dengan bagian palmar di bawah menempel pada kaset.
  • Letakan MCP joints pada pertengahan kaset, dan atur kaset sejajar antebrachi dan manus.
  • Rentangkan jari-jari tangan yang di periksa.
  • Mintalah pada pasien agar tangannya relaks untuk menghindari gerakan. Cegah pergerakan yang tidak disengaja dengan menggunakan softbag atau plaster. Sebuah sandbag mungkin dapat diletakkan diatas distal antebrachi.
  • Jangan lupa gunakan apron pada pasien untuk melindungi organ sensitife.
  • Pada saat eksposure pasien diusahakan menoleh ke sisi yang tidak di foto atau menjauhi arah sinar.
FFD : 100cm
Arah sinar :
Atur sinar tegak lurus pada kaset pada Metacarpophlangeal joint Digit III.
Tampilan struktur :
Pada PA projection dari carpals, metacarpal, phalang, persendian, dan distal radius dan ulna tampak pada radiograf. Gambaran ini juga terdapat pada PA Oblique projection pada digit pertama.
Kriteria Radiograf
Kriteria radiograf yang tampak pada proyeksi ini yaitu
  • Tidak ada rotasi pada manus ditandai dengan
    • Lekuk pada metakarpal dan phalang sama pada kedua sisi
    • Soft tissue pada kedua sisi phalang sama besar
    • Jika terfisualisasi kuku di pertengahan pada masinhg masing distal phalang
  • MCP dan interphalangeal joint membuka menandakan manud diletakan rata pada kaset
  • Jari sedikit memisah ditandai tidak adanya soft tissue yang overlap
  • Terlihat anatomi distal radius dan ulna
  • Tampak soft tissue dan trabekula tulang
CATATAN : Ketika MCP joint dalam pemeriksaan dan pasien tidak dapat mengekstensikan tangan maka cukup tempatkan permukaan palmar bersentuhan dengan kaset. Posisi dari manus dapat dibalikan untuk AP Projection. Posisi ini juga digunakan untuk metakarpal ketika tangan tidak dapat diektensikan karena sakit, atau sebuah kondisi patologis.
PA Oblique Projection (Lateral Rotasi)
Kaset : Gunakan kaset 18 x 24 cm memanjang atau 24 x 30 cm melintang untuk dua gambar.
Posisi Pasien :
  • Dudukkan pasien di ujung meja radiografi.
  • Sesuaikan tinggi pasien untuk mengistirahatkan lengan bawah di atas meja.
Posisi Objek :
  • Istirahatkan lengan bawah pasien pada meja dengan tangan yang pronated dan telapak tangan yang beristirahat pada kaset.
  • Atur tangan obliq sehingga MCP joint membentuk suatu penjuru atau sudut kira-kira 45 derajat dengan kaset.
  • Gunakan irisan busa dengan sudut 45 derajat untuk mensuport jari-jari dalam posisi yang diekstensikan  untuk mempertunjukkan interphalangeal joints
  • Ketika memeriksa tulang telapak tangan (metakarpal), didapat PA projection ossa manus  memutar tangan pasien secara menyamping (secara eksternal) dari posisi yang pronated sampai ujung jari menyentuh kaset
  • Jika tidak memungkinkan untuk memperoleh posisi yang benar dengan semua ujung jari yang beristirahat (diletakkan) pada kaset. Angkatlah jari telunjuk dan ibu jari pada suatu material radiolucent. Pengangkatan digunakan untuk membuka jarak persendian dan mengurangi pemendekan dari phalang
  • Untuk pendekatan yang lain. Pusatkan kaset pada MCP joint dan atur garis tengah paralel dengan poros antebrachi dan manus
  • Gunakan apron pada pasien untuk mengurangi radiasi serap
FFD : 100 cm
Arah Sinar :
Tegak lurus kaset pada MCP joint digit III.
Tampilan struktur :
Hasil gambar yang dihasilkan pada PA oblique projection adalah jaringan tulang dan soft tissue manus. Posisi tambahan ini digunakan untuk menyelidiki fraktur dan kondisi patologis.
Kriteria Evaluasi
Berikut ini anatomi yang tampak pada radiograf
  • Terjadi sedikit overlap dari mekarpal tigadan empat serta empat dan lima
  • Sedikit overlap base dan caput metakarpal.
  • Metakarpal kedua dan ketiga memisah.
  • Interphalangeal joint dan MCP joint membuka.
  • Digit sedikitn terpisah dengan tidak overlap atas jaringan lunak mereka.
  • Semua anatomi distal radius distal dan ulna.
  • Tampak jaringan tipis (soft tissue) dan trabecula tulang.
CATATAN : Lane Kennedy dan Kuschner merekomendasikan penggunaan oblique projection untuk mendemonstrasi yang lebih baik untuk kelainan bentuk metakarpal atau fraktur. Proyeksi ini dicapai dengan memutar tangan pasien 45 derajat mediatelly (internal) dari posisi telapak tangan dibawah.
Kallen  merekomendasikan menggunakan tangensial oblique projection untuk menunjukkan fraktur caput metacarpal. Dari posisi tangan PA, MCP joint yang fleksi 75-80 derajat dengan dorsum digit beristirahat di kaset. Tangan diputar 40-45 derajat ke arah permukaan ulnaris. Kemudian tangan diputar 40-45 derajat ke depan sampai pada MCP joint diproyeksikan melampaui proksimal phalang. Pusat sinar tegak lurus diarahkan tangensial melalui MCP joint. Variasi rotasi digambarkan untuk menunjukkan kedua base metakarpal bebas dari superimposisi.
Sumber:
https://bocahradiography.wordpress.com/2011/07/28/teknik-pemeriksaan-ossa-manus/